The Gherkin - London

The Gherkin: Roket Raksasa yanng Menghemat Energi

Bentuknya Mirip Roket. Seperti halnya Roket, gedung ini banyak mengandung teknologi canggih yang membuatnya hemat energy. 

Oleh Fathom Saulina – CEO STEM Energy

Whatsapp. Klik > wa.me/6281717271707

Bagi Masyarakat lokal gedung ini kikenal dengan julukan “The Gherkin” karena bentuknya yang menyerupai Timun, gedung yang bernama resmi 30 St Mary Axe ini telah menjadi ikon arsitektur modern di jantung kota London, Inggris. Gedung ini digagas oleh perusahaan asuransi Swiss Re yang menginginkan kantor pusat baru dengan desain inovatif dan ramah lingkungan. Norman Foster dari firma arsitektur Foster + Partners dipilih sebagai arsitek utama yang merancang bangunan futuristik ini, menciptakan struktur yang tidak hanya unik secara visual tetapi juga revolusioner dalam pendekatan hemat energinya. Konstruksi gedung yang memiliki luas sekitar 47.950 meter persegi dengan 41 lantai ini dimulai pada tahun 2001 dan rampung pada tahun 2003, dengan Skanska sebagai kontraktor utama yang berhasil mewujudkan visi desain yang ambisius ini.

Dari Roket hingga Mentimun: Nama yang Mendunia

Julukan “The Gherkin” yang lebih populer daripada nama resminya mengacu pada ketimun acar kecil yang biasa digunakan dalam masakan Inggris, yang bentuknya memang mirip dengan siluet gedung tersebut. Meskipun juga sering disebut mirip roket karena bentuknya yang meruncing ke atas, istilah “The Gherkin” lebih melekat di masyarakat karena kesederhanaan dan kesesuaian visualnya. Bentuk aerodinamis ini bukan sekadar pilihan estetika semata, melainkan bagian integral dari strategi desain hemat energi yang direncanakan dengan sangat matang oleh Foster. Bentuk bulat yang menyempit di bagian atas dan bawah ini ternyata memiliki perhitungan fisika dan teknik yang kompleks untuk memaksimalkan aliran udara dan meminimalkan turbulensi angin di sekitar bangunan.

Menembus Batas: Pencakar Langit yang Bernapas

The Gherkin didesain dengan konsep efisiensi energi sebagai pertimbangan utama, jauh sebelum tren bangunan hijau menjadi arus utama dalam industri konstruksi global. Sistem pengaturan suhu dan ventilasi gedung dirancang untuk mengurangi konsumsi energi hingga 50% dibandingkan dengan gedung perkantoran konvensional dengan ukuran serupa. Bentuk aerodinamis bangunan bukan hanya untuk keindahan visual, tetapi juga menciptakan efek “sumur udara” di seluruh gedung yang memungkinkan ventilasi alami dan mengurangi kebutuhan akan pendingin udara mekanis. Desain inovatif ini menandai pergeseran paradigma dalam arsitektur komersial, menunjukkan bahwa bangunan pencakar langit dapat dirancang dengan mempertimbangkan dampak lingkungan tanpa mengorbankan fungsi atau estetika.

Paru-paru Vertikal: Rahasia di Balik Dinding Kaca

Salah satu fitur paling mengesankan dari The Gherkin adalah sistem ventilasi alami melalui shaft spiral yang berjalan di sepanjang bangunan, menciptakan “paru-paru” yang memungkinkan udara mengalir secara alami. Sistem ini menggunakan prinsip fisika sederhana di mana udara panas naik ke atas, menciptakan tekanan negatif yang menarik udara segar dari luar melalui bukaan-bukaan khusus pada fasad gedung. Shaft spiral ini juga berfungsi sebagai pembatas alami antara zona bangunan, menciptakan taman udara vertikal yang memberikan ruang bernafas dan membiarkan cahaya alami masuk lebih dalam ke interior gedung, sehingga mengurangi kebutuhan akan pencahayaan buatan.

Kulit Pelindung: Kaca yang Lebih dari Sekadar Transparan

Fasad double-skin yang digunakan pada The Gherkin merupakan inovasi teknis yang signifikan dalam arsitektur hemat energi. Lapisan kaca ganda ini menciptakan ruang buffer termal yang mengisolasi interior gedung dari suhu ekstrem di luar, mengurangi kebutuhan pemanasan di musim dingin dan pendinginan di musim panas secara drastis. Panel-panel kaca dirancang untuk memaksimalkan masuknya cahaya alami sambil meminimalkan panas matahari, dengan sistem otomatis yang membuka dan menutup panel ventilasi berdasarkan kondisi cuaca dan kebutuhan termal bangunan. Desain fasad ini tidak hanya menghemat energi tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif dengan cahaya alami berlimpah dan kualitas udara yang lebih baik.

Otak di Balik Keajaiban: Sistem yang Berpikir Sendiri

The Gherkin menggunakan sistem Building Management System (BMS) canggih yang secara konstan memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi di seluruh gedung. Sistem ini mengumpulkan data dari ribuan sensor yang tersebar di seluruh bangunan, menganalisis pola penggunaan, dan secara otomatis menyesuaikan sistem HVAC (pemanas, ventilasi, dan pendingin udara) untuk efisiensi maksimal. Pencahayaan gedung juga diintegrasikan ke dalam sistem manajemen ini, dengan sensor yang menyesuaikan intensitas lampu berdasarkan ketersediaan cahaya alami dan kehadiran penghuni di ruangan. Kombinasi teknologi pintar ini memungkinkan The Gherkin untuk terus menyempurnakan konsumsi energinya dari waktu ke waktu, belajar dari pola penggunaan dan kondisi lingkungan untuk mencapai efisiensi optimal.

Penghargaan yang Menginspirasi Dunia

Komitmen The Gherkin terhadap keberlanjutan tercermin dalam pemilihan material konstruksi dan praktik pembangunan yang meminimalkan limbah dan dampak lingkungan. Sebagian besar bahan yang digunakan dalam konstruksi berasal dari sumber berkelanjutan, dengan perhatian khusus pada pengurangan jejak karbon selama proses pembangunan. Inovasi berkelanjutan ini mendapatkan pengakuan internasional ketika The Gherkin menerima penghargaan Stirling Prize pada tahun 2004, salah satu penghargaan arsitektur paling bergengsi di Inggris, atas kontribusinya terhadap arsitektur berkelanjutan. Gedung ini juga menjadi pelopor dalam mendapatkan sertifikasi BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method) dengan peringkat “Excellent”, menetapkan standar baru untuk gedung perkantoran di era baru kesadaran lingkungan.

Viral Sebelum Era Viral: Pengaruh Global The Gherkin

Keberhasilan The Gherkin telah menginspirasi generasi baru bangunan hemat energi di seluruh dunia, membuktikan bahwa desain berkelanjutan dapat menjadi fitur sentral dalam arsitektur komersial modern. Banyak kota metropolitain global kini memiliki gedung-gedung yang menerapkan prinsip desain serupa, dengan bentuk aerodinamis dan sistem ventilasi alami yang terinspirasi dari konsep revolusioner The Gherkin. Norman Foster sendiri telah melanjutkan eksplorasi desain berkelanjutan ini dalam proyek-proyek berikutnya, mengembangkan dan menyempurnakan konsep yang pertama kali diterapkan secara masif di The Gherkin. Pengaruh desain ini bahkan melampaui gedung pencakar langit, menginspirasi pendekatan hemat energi dalam berbagai tipologi bangunan dari pusat perbelanjaan hingga fasilitas pendidikan.

Tantangan Tropis: Mengadaptasi Konsep di Iklim Indonesia

Penerapan konsep serupa menghadapi tantangan signifikan di Indonesia karena perbedaan iklim tropis yang memerlukan pendekatan berbeda untuk ventilasi dan pendinginan alami. Sistem double-skin facade yang efektif di iklim sedang London membutuhkan modifikasi substansial untuk menangani kelembaban tinggi dan radiasi matahari yang konstan di Indonesia, sementara biaya investasi awal yang tinggi seringkali menjadi penghalang bagi pengembang lokal. Namun, prinsip dasar dari desain berkelanjutan The Gherkin tetap relevan dan dapat diadaptasi dengan teknologi dan material lokal yang sesuai dengan kondisi tropis Indonesia, seperti penggunaan secondary skin dari material lokal atau sistem ventilasi silang yang dioptimalkan untuk kelembaban tinggi.

Adaptasi konsep The Gherkin di Indonesia dapat dimulai dengan pendekatan bioklimatik yang lebih sesuai untuk iklim tropis, dengan penekanan pada shading devices yang efektif dan orientasi bangunan yang optimal terhadap arah matahari. Integrasi teknologi terbarukan seperti panel surya dan sistem pengolahan air hujan dapat menambah dimensi keberlanjutan yang sesuai dengan kondisi lokal, sementara material lokal yang berkelanjutan dapat menggantikan beberapa solusi teknologi tinggi yang mahal. Kolaborasi antara arsitek lokal yang memahami konteks iklim Indonesia dengan konsultan internasional yang berpengalaman dalam desain hemat energi skala besar dapat menciptakan solusi hybrid yang inovatif dan terjangkau, memungkinkan Indonesia mengambil manfaat dari prinsip-prinsip The Gherkin sambil mengembangkan identitas arsitektur hemat energi yang khas.

Tertarik untuk menerapkan prinsip hemat energi seperti The Gherkin pada bangunan Anda? STEM Energi hadir sebagai mitra profesional yang dapat membantu Anda mengoptimalkan efisiensi energi bangunan melalui pendekatan komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Hubungi tim STEM Energi sekarang untuk konsultasi dan layanan “energi audit” yang akan mengidentifikasi potensi penghematan energi signifikan pada properti Anda.