Senayan Park atau SPARK berdiri megah di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Indonesia, sebagai bukti bahwa pembangunan modern dan keberlanjutan lingkungan dapat berjalan seiring.
Oleh Fathom Saulina – CEO STEM Energy
Whatsapp. Klik > wa.me/6281717271707
Dikembangkan oleh Nissin Mas Group di atas lahan seluas 70.000 meter persegi, bangunan mixed-use 5 lantai ini merupakan hasil kolaborasi brilian antara firma arsitektur DP Architects dari Singapura dan PT Airmas Asri sebagai mitra lokal. Dimulai pembangunannya pada 2017 dan dibuka untuk umum pada akhir 2019, SPARK hadir sebagai oase hijau yang menggabungkan pusat perbelanjaan, area rekreasi, dan ruang komersial dalam balutan konsep hemat energi yang inovatif.
Senayan Park tidak sekadar hadir sebagai gedung komersial biasa, namun membawa misi sebagai pionir bangunan yang responsif terhadap lingkungan di jantung ibukota. Desain bioklimatik yang diterapkan secara cerdas merespons karakteristik iklim tropis Indonesia, dengan orientasi bangunan yang meminimalkan paparan sinar matahari langsung namun tetap memaksimalkan pencahayaan alami. Filosofi desain ini menjadi perlawanan terhadap tren gedung kaca kedap berpendingin yang mendominasi lanskap urban Jakarta, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan hemat energi.
Inovasi paling mencolok dari Senayan Park adalah sistem double skin facade yang dilengkapi secondary skin berupa panel perforasi yang berfungsi sebagai sun shading, dengan sentuhan unik berupa tanaman rambat yang terintegrasi pada struktur fasad tersebut. Tanaman rambat ini tidak hanya menambah estetika hijau pada bangunan, tetapi juga berfungsi sebagai filter alami yang menyerap polutan udara, mengurangi efek urban heat island, dan memberikan insulasi tambahan yang menurunkan transfer panas ke dalam gedung. Kombinasi secondary skin dan vegetasi ini berhasil mengurangi beban kerja sistem pendingin hingga 35%, menjadikan SPARK salah satu bangunan komersial dengan konsumsi energi paling efisien di Jakarta.
Dibalik kemewahan visual, Senayan Park menyimpan sistem teknologi canggih yang bekerja harmonis untuk efisiensi energi, termasuk Building Management System (BMS) yang mengintegrasikan seluruh operasional gedung. Sistem water recycling yang tersembunyi di perut bangunan mampu memproses hingga 70% air limbah menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali untuk irigasi dan kebutuhan toilet. Panel surya yang terpasang strategis di beberapa area atap bangunan tidak hanya menyuplai 15% kebutuhan listrik area publik, tetapi juga dirancang sebagai elemen arsitektural yang memperkuat identitas hijau bangunan.
Pendekatan komprehensif Senayan Park terhadap keberlanjutan telah mendapatkan pengakuan bergengsi berupa sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI) peringkat Gold yang tidak mudah diraih. Pencapaian ini membuktikan komitmen serius pengembang terhadap standar ketat dalam manajemen energi, pengelolaan air, dan pemilihan material ramah lingkungan. Pada tahun 2020, SPARK juga menyabet Property & Bank Award untuk kategori “The Most Favorite Green Building Commercial”, mengukuhkan posisinya sebagai benchmark baru dalam industri properti hijau di Indonesia.
Apa yang membuat Senayan Park istimewa sebenarnya dapat diterjemahkan ke dalam skala yang lebih kecil untuk hunian atau gedung perkantoran biasa. Prinsip orientasi bangunan yang memperhatikan arah edar matahari dan angin dominan dapat diterapkan bahkan pada renovasi rumah sederhana untuk memaksimalkan kenyamanan termal. Konsep secondary skin dengan tanaman rambat dapat diadaptasi melalui vertical garden sederhana atau pergola bervegetasi yang tidak hanya mendinginkan fasad tetapi juga menciptakan mikroklima yang lebih nyaman di sekitar bangunan.
Yang jarang diketahui publik, Senayan Park berhasil mengintegrasikan sistem rainwater harvesting yang mampu menampung hingga 40% air hujan yang jatuh pada area atap untuk digunakan kembali, mengurangi ketergantungan pada sumber air tanah. Inspirasi desain hemat energi SPARK sebenarnya berasal dari rumah-rumah tradisional Indonesia seperti Rumah Gadang dan Joglo yang telah menerapkan prinsip keberlanjutan sejak berabad-abad lalu. Senayan Park juga memanfaatkan fenomena evaporative cooling melalui cascade waterfall berskala besar yang tidak hanya menjadi focal point artistik tetapi juga menurunkan suhu ambien di sekitarnya hingga 3-4 derajat Celsius tanpa konsumsi energi tambahan.
Mengadopsi konsep bangunan hemat energi seperti Senayan Park di Indonesia masih terbentur pada dilema klasik: mahalnya investasi awal untuk teknologi hijau dan minimnya insentif kebijakan yang mendukung pengembangan properti berkelanjutan. Namun, kesadaran global tentang krisis iklim dan tuntutan konsumen modern terhadap ruang hidup yang lebih sehat mulai mengubah dinamika pasar properti, dengan premium value yang semakin diakui untuk bangunan yang menerapkan prinsip keberlanjutan.
Mentransformasi bangunan menjadi lebih hemat energi seperti Senayan Park dapat dimulai dari langkah sederhana seperti mengganti lampu konvensional dengan LED dan memilih peralatan elektronik dengan rating energi tinggi. Mengaplikasikan vertical garden dengan tanaman rambat pada fasad yang terkena paparan matahari langsung dapat mengurangi suhu permukaan dinding hingga 10°C, sementara penggunaan material reflektif pada atap dapat memantulkan radiasi matahari dan mengurangi panas yang diserap bangunan. Mengurangi ketergantungan pada pendingin udara mekanis dengan mendayagunakan ventilasi silang dan cerobong termal dapat menciptakan sirkulasi udara alami yang nyaman bahkan dalam iklim tropis lembab.
Ingin mengetahui potensi penghematan energi di rumah atau gedung Anda dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti di Senayan Park? Tim STEM Energi siap membantu Anda melalui layanan audit energi yang komprehensif dan memberikan solusi hemat energi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik bangunan Anda.