South Quarter

South Quarter Jakarta tidak hanya menjadi simbol modernitas di kawasan bisnisJ akarta, tetapi juga menggabungkan prinsip arsitektur tradisional seperti sangkar burung dan keranjang rotan.

Oleh Fathom Saulina – CEO STEM Energy

Whatsapp. Klik > wa.me/6281717271707

Konsep desain South Quarter memadukan ventilasi alami dan pencahayaan optimal, mengurangi ketergantungan pada pendingin ruangan dan listrik. Filosofi ini terwujud melalui penggunaan solar shading dan sistem tata kelola energi yang dirancang untuk meniru cara alami menyaring panas.

Berlokasi di Jalan RA Kartini, Jakarta Selatan, South Quarter adalah kompleks perkantoran tiga menara yang dikembangkan di atas lahan seluas 7,9 hektar. Proyek ini mulai dibicarakan sejak 2013, dengan konstruksi utama rampung pada 2015, bertepatan dengan publikasi fitur energi efisiennya di berbagai media di internet. 

Tradisi Bertemu Teknologi: Inovasi Yang Menghemat Energi

Salah satu keunggulan South Quarter adalah penggunaan solar shading atau second skin yang mengurangi paparan sinar matahari langsung ke bangunan. Sistem manajemen energi terpusat memastikan penggunaan listrik hanya dialokasikan untuk fungsi esensial, sementara integrasi ruang hijau pribadi mengurangi efek urban heat island di kawasan padat. Material lokal dan desain modular juga meminimalkan limbah konstruksi, menjadikannya proyek ramah lingkungan di tengah hiruk-pikuk ibu kota.

Setiap menara dilengkapi jendela berlapis isolasi termal yang mengurangi kebocoran udara dingin, sehingga pendingin ruangan bekerja lebih efisien. Sistem pencahayaan LED dengan sensor gerak hanya aktif saat dibutuhkan, menghemat hingga 40% konsumsi listrik. Selain itu, pengolahan air hujan untuk irigasi taman dan toilet menunjukkan komitmen pada siklus air berkelanjutan, sejalan dengan prinsip kota resilien seperti yang diulas dalam dokumen Resilient Cities Network.

Dari Menara Kaca Ke Rumah Kita: Menerapkan Prinsip Keberlanjutan

Penerapan solar shading sederhana dengan kanopi atau tanaman merambat bisa menurunkan suhu dalam rumah hingga 5°C. Penggunaan lampu LED dan smart switch yang mati otomatis saat tidak ada aktivitas juga dapat diterapkan di rumah tangga untuk mengurangi tagihan listrik. Terakhir, pengumpulan air hujan dalam tong atau saluran khusus bisa dimanfaatkan untuk mencuci atau menyiram tanaman, mengurangi beban penggunaan air PDAM.

South Quarter memiliki ruang terbuka hijau seluas 30% dari total area yang sepenuhnya dibiayai oleh pihak swasta, langkah langka di Jakarta. Selain itu, kompleks ini menjadi salah satu proyek pertama di Indonesia yang menggabungkan konsep mixed-use development dengan standar EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies), sebuah sertifikasi global untuk bangunan hemat energi.

Menuju Indonesia Yang Lebih Hijau: Tantangan Dan Solusi

Meski konsep South Quarter terkesan ideal, implementasinya di Indonesia sering terganjal biaya tinggi dan kurangnya kesadaran akan investasi jangka panjang. Namun, dengan insentif pemerintah untuk penggunaan material lokal dan desain adaptif, langkah ini bisa diatasi, seperti yang dilakukan oleh beberapa pengembang di Surabaya dan Bandung.

Kita mulai bisa menerapkan penggunaan solar shading dan atap reflektif pada bangunan kita. Komunitas juga perlu dididik melalui kampanye tentang manfaat teknologi hemat energi, seperti yang dilakukan oleh banyak organisasi lingkungan hidup di Bali. Kolaborasi antara akademisi, pengembang, dan pihak swasta pun bisa mempercepat adopsi inovasi seperti sistem manajemen energi terpusat di gedung-gedung baru.

Jika Anda tertarik menerapkan prinsip South Quarter di gedung atau rumah, STEM Energi siap membantu melalui konsultasi dan energy audit profesional. Dengan pendekatan data-driven dan solusi lokal, tim kami bisa membantu Anda mengurangi konsumsi energi hingga 30% tanpa mengorbankan kenyamanan.